Fenomena Hujan Es di Indonesia

IMAHAGI REGION 3
5 min readSep 17, 2022

--

Geogle #5 Biro Pendidikan dan Penelitian — Imahagi Region 3 | Disusun Oleh: Nisrina Qurrotuaini (nisrinaqurrotuaini14@gmail.com)

Fenomena Hujan Es — Source: Mimbarnegeri.com

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki 2 musim yakni musim kemarau dan musim penghujan, salju tidak turun di wilayah Indonesia karena memang wilayah Indonesia berada pada lintang khatulistiwa sehingga salju tidak dapat turun , lalu mungkinkah hujan es dapat terjadi di Indonesia? Dan apa penyebab terjadi nya hujan es di Indonesia? Mari kita bahas lebih lanjut mengenai hujan es di Indonesia. Hujan es atau hail merupakan sebuah fenomena dimana proses presipitasi terjadi di atas awan yang terlampau tinggi dan dingin sehingga membentuk hail (butiran es) yang kemudia hail tersebut turun tanpa sempat mengalami proses pencairan sehingga terjadilah hujan es.

Proses terbentuknya Hujan ES

Infografis Fenomena Hujan Es — Source: antaranews.com

Hail atau hujan es hanya akan terbentuk pada awan cumulonimbus (Cb) yang topnya melewati freezing level (ketinggian dimana suhu udaranya 0oC atau sekitar 16.000 kaki di wilayah Indonesia). Untuk terjadinya Cb kondisi udara (cuaca) harus mendukung dengan labilnya lapisan udara sehingga mudah terjadi proses konveksi ditambah harus ada suplai uap air yang cukup sehingga massa udara yang terangkat oleh proses konveksi mengandung uap air yang banyak dan akan mempermudah terbentuknya awan cumulus yang berkembang menjadi awan Cb.

Hail akan terbentuk bila partikel es atau butir air hujan yang membeku tumbuh/ berkembang dengan menyerap butir-butir awan kelewat dingin. Awan Cb mengandung partikel es dan butir air besar. Hal penting yang perlu dicatat dalam pertumbuhan/pembesaran hail adalah panas laten pembekuan yang dilepaskan saat butir air yang diserap membeku. Akibat panas laten tersebut, suhu dari hail yang tumbuh akan lebih hangat beberap a derajat dibanding suhu awan di sekitarnya. Suhu keseimbangan antara hail dan awan akan tercapai bila total panas yang dilepaskan akibat pembekuan (baik dari fasa air ke padat maupun dari fasa gas ke fasa padat) sama dengan panas yang diserap oleh awan akibat konduksi. Dengan dicapainya keseimbangan suhu maka tidak ada lagi transfer panas dari hail kelingkungannya. Laju pertumbuhan hail dapat ditentukan dengan menjumlahkan laju pertumbuhan aibat penyerapan butir air dan laju pertumbuhan akibat sublimasi (Rogers, 1979).

Secara singkat proses hujan es terjadi saat suhu udara permukaan mengalami penurunan yang signifikan, kemudian kelembapan udara di permukaan mengalami kenaikan yang signifikan, serta tekanan udara permukaan terendah lebih rendah daripada hari sebelum terjadinya hujan es. Indeks labilitas udara juga menunjukkan bahwa sebelum terjadinya hujan es, kondisi atmosfer dalam keadaan labil sehingga menyebabkan pertumbuhan awan konvektif yang masif.dan menimbulakn awan Cb pada tinggkat ketinggian yang cukup tinggi dengan shun -20oC sehingga terjadilah hail.

Penyebab terjadinya hujan Es di Indonesia

Hujan es merupakan fenomena cuaca ekstrim yang jarang terjadi di daerah Indonesia dikarenakan lapisan beku (freezing level) yang relatif lebih tinggi dari negara lainnya. Umumnya kejadian ini terjadi ketika suatu wilayah sedang mengalami musim peralihan. Cuaca yang sangat panas dengan penguapan yang tinggi dapat saja memicu terjadinya pembentukan hujan es. Namun perubahan dari unsur lainnya juga dapat menimbulkan terjadinya hujan es. Salah satu faktor pendukung terjadi nya hujan es di Indonesia adalah awan. Indonesia yang berada di wilayah tropis mendapatkan surplus energi panas radiasi matahari sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan konvektif. Indonesia merupakan salah satu wilayah dengan distribusi awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang cukup signifikan. Awan Cb merupakan awan konvektif tebal (deep convective) yang dapat tumbuh hingga lapisan tropopause dan sangat potensial menimbulkan bencana sehingga dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan kerusakan lingkungan.

Hujan es di Indonesia umumnya terjadi pada musim musim peralihan yaitu pada bulan September-Oktober-November dan Maret-April-Mei. Meskipun kejadian ini sangat jarang terjadi di Indonesia namun hujan es tetap dapat tetap terjadi di wilayah tropis apabila partikel es yang jatuh dari awan Cb berukuran sangat besar dan tetap berbentuk partikel es meskipun mengalami gesekan di dalam awan (J. Paski, 2017)

Dampak Fenomena Hujan Es di Indonesia

Fenomena hujan es yang terjadi di Indonesia tentunya akan memiliki dampak bagi lingkungan sekitar, berikut merupakan dampak yang dapat ditimbulkan oleh hujan es (hail) :

  1. Hujan es dapat merusak rumah. Bongkahan es yang jatuh dari langit dengan kecepatan tinggi dapat memecahkan kaca jendela, merusak atap dan membuat retak dinding rumah apabila intesitas dan volume nya yang besar.
  2. Bongkahan es dapat memecahkan kaca kendaraan. Hujan es juga dapat memecahkan kaca kendaraan karena layaknya bongkahan batu yang di jatuhkan akan secara otomatis menghujam kaca dan memecahkannya.
  3. Hujan es dapat mencederai manusia dan hewan. Ketika hujan es sedang berlangsung carilah tempat aman karena bongkahan es yang jatuh dapat melukai tubuh.
  4. Menyebabkan kerusakan pada tanaman. Hujan es dapat perusak tanaman karena es yang jatuh dapat merobek daun dan membuat tanaman tersebut mati.

Dari tulisan di atas bisa disimpulkan bahwa:

  • Hujan es (hail) dapat terjadi di Indonesia meskipun Indonesia terletak di sekitar khatulistiwa (wilayah tropis) dengan suhu permukaan umumnya di atas 20oC.
  • Hujan es akan terjadi bila kondisi atmosfer mendukung pertumbuhan thunderstorm yang merusak karena disertai guntur dan kilat, hujan deras, angin kencang(downburst) dan batu es (hail).
  • Kondisi udara yang mendukung terbentuknya thunderstorm yang merusak adalah tidak stabil bersyarat disertai masuknya massa udara hangat dan mengandung cukup uap air (basah) dilapisan bawah, sementara di lapisan atas massa udara kering dengan kondisi udara juga tidak sabil bersyarat
  • Hujan es (hail) di daerah tropis, akan terjadi bila batu es yang turun bersifat kering dan memiliki ukuran yang cukup besar saatkeluar dari dasar awan. Hal ini mengingat bahwa suhu udara permukaan cukup tinggi dan batu es masih bisa mempertahankan bentuknya dengan ukuran sekitar 3 mm dalam diameter saat sampai permukaan tanah, sementara dalam perjalannya (jatuh bebas) dari dasar awan sampai tanah batu es harus menyusut ukurannya akibat kontak dengan suhu udara yang cukup tinggi.
  • Hujan es memiliki dampak yang negative bagi keberlangsungan manusia,hewan dan tumbuhan karena sifatnya yang merusak.

Referensi:

Ananda, Dea Syifa. 2021 : “Bagaimana Hujan Es Terbentuk dan Apa Dampaknya?”. Harian Kompas : Jakarta.

J. Paski, Dkk, 2017: “Analisis Dinamika Atmosfer Kejadian Hujan Es Memanfaatkan Citra Radar dan Satelit Himawari-8 (Studi Kasus: Tanggal 3 Mei 2017 di Kota Bandung),” Jurnal Aplikasi MeteorologiVol.1 : Sekolah Tinggi Meteorologi, Kliamatologi dan Geofisika

Kamini,Mimin. 2000. “Hujan Es (Hail) Di Jakarta”. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 1, №1, 2000: 27–32

Rogers, R., R., 1979:”A Srot Course in Cloud Physics”, Second Edition, International Series in Natural Phylosophy, Volume 96, Pergamon Press, Oxford OX3 0BW, England, pp. 235

S Prasetyo, S Abdilah, IR Nugraheni. 2022: “Studi Awan Konvektif Penyebab Hujan Es Menggunakan Radar Cuaca Doppler Single Polarization di Bogor (23 September 2020). Jurnal Aplikasi Meteorologi : Vol 1 tahun 2022.

--

--

IMAHAGI REGION 3
IMAHAGI REGION 3

No responses yet